Serius Membina Industri Batik

Tingkat Keberhasilan aplikasi pembinaan dan pengembangan batik sangat tergantung pada tingkat keseriusan instansi pembina. Untuk itu, pelaku instansi pembina sudah harus menghayati tujuan dan sasaran dari pembinaan dan pengembangan produk batik ini agar hasil yang dicapai optimal. 
  1. Kementerian Perindustrian RI, Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah dan Balai Besar Kerajinan dan Batik sebagai faslitator yang memperhatikan kebutuhan pengusaha industri produk batik dalam bidang produksi, SDM dan sarana/prasarana.
  2. Kementerian Perdagangan, sebagai fasilitator dan penyedia sarana distribusi perdagangan dalam dan luar negeri dalam bidang pasar dan promosi seperti pelatihan prosedur ekspor/tata cara ekspor dan teknik negosiasi dagang.
  3. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, sebagai penyedia informasi, peta potensi produk budaya batik, promosi produk dan memfasilitasi kebutuhan perajin batik dalam bentuk road show di berbagai kawasan termasuktime schedule dan jangkauan promosi produk budaya batik.
  4. Kementerian Komunikasi dan Informatika, sebagai penyedia sarana dan prasarana seperti fasilitasi informasi teknologi dan komunikasi, dan fasilitasi komputer.
  5. Kementerian Negara Urusan Koperasi dan UKM, memfasilitasi kebutuhan para perajin dalam bentuk informasi pembiayaan, pelatihan SDM dan penyedia layanan sarana dan prasarana.
  6. Kementerian Hukum dan HAM, Direktorat Jenderal Hak dan Kekayaan Intelektual sebagai penyedia perangkat hukum/perlindungan seperti HKI Batik.
  7. Kamar Dagang dan Industri (KADIN), sebagai pusat informasi pasar dan hubungan internasional.
  8. DEKRANAS, sebagai wadah pembinaan dan pengembangan seni kerajinan batik khusus di bisang desain produk, estetika, dan daya guna, ketahanan produk batik, teknologi, pengembangan pemasaran dan sosialisasi HKI Batik.
  9. Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil, sebagai tenaga ahli penyedia informasi dan penyuluhan dalam bidang produksi.
  10. ITB, sebagai tenaga ahli penyedia informasi dan dukungan dalam pelatihan dan penyuluhan dalam bidang produksi.
  11. Sekolah Tinggi Senirupa Yogyakarta, sebagai tenaga ahli penyedia informasi dan dukungan dalam bidang pendidikan, pelatihan dan penyuluhan.
  12. Sekolah Tinggi Seni dan Tari Surakarta, sebagai tenaga ahli penyedia informasi dan dukungan dalam bidang pendidikan, pelatihan dan penyuluhan.
  13. Institut Kesenian Jakarta, sebagai tenaga ahli dalam bidang pendidikan, pelatihan dan penyuluhan.
  14. Musium Batik Pekalongan, sebagai wahana dan penyedia pelatih bagi pengembangan batik, sumber ilmu bagi pembatik dan calon pengusaha batik.
  15. Musium Tekstil Jakarta, sebagai wahana dan penyedia pelatih bagi pengembangan batik, sumber ilmu bagi pembatik dan calon pengusaha batik.
  16. Yayasan Batik Indonesia, sebagai penyedia sarana promosi/pameran dalam negeri dan luar negeri, memberi motivasi diwujudkan dalam pemberian penghargaan KRIYA PUSAKA, lomba desain/busana batik, pelatihan pembatikan dan sosialisasi HKI-Batik.
  17. Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia, sebagai pusat pengembangan desain yang berkelanjutan pengembangan IKM Batik, pemberi semangat/dorongan tumbuh berkembangnya pembatikan dalam membangun pencitraan.
  18. Lembaga Keuangan, sebagai dukungan pendanaan dalam pengembangan investas.

0 komentar: